b:if cond='data:blog.pageType == "item"'>

Sabtu, 26 Oktober 2013

Hipertensi

thumbnail Title: Hipertensi
Posted by:Unknown
Published :2013-10-26T07:56:00-07:00
Rating: 4.5
Reviewer: 7 Reviews
Hipertensi
Hipertensi
            2.2.1    Definisi
Hipertensi adalah kelainan dimana tingkat basal dari tekanan arteri lebih tinggi dari yang diharapkan untuk umur dan jenis kelamin individu. Ini merupakan salah satu komorbiditas yang paling sering dialami oleh anestesiologis untuk pasien yang akan menjalani operasi dan anestesi.
Rumus dasar yang digunakan, tekanan darah sistolik normal kira-kira adalah [Umur (tahun) + 100]. Diagnosis dari hipertensi harus dibuat berdasarkan dua kali pengukuran atau lebih pada waktu yang berbeda.

2.2.2    Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi dari hipertensi itu sendiri di bagi menurut beberapa kriteria tertentu  yaitu berdasarkan etiologi hipertensi dan tingkat keparahannya :
2.2.2.1  Berdasarkan etiologi
Berdasarkan etiologinya hipertensi di bagi menjadi :
a.       Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi jenis ini merupakan hipertensi yang paling sering terjadi, angka prevalensinya terjadi pada lebih dari  90% kasus. Hipertensi jenis ini di sebut juga sebagai hipertensi idiopatik karena penyebabnya yang tidak di ketahui dengan jelas.
b.      Hipertensi sekunder
Hipertensi jenis ini diasosiasikan dengan penyakit tertentu yang mendasari hipertensi ini. Organ-organ yang dapat mempengaruhi hingga terjadinya hipertensi dan penyakit pada sistem organ tersebut yang mendasarinya ialah :
·         Sistem kardiovaskular
Diantaranya seperti kelainan pada koarktasio aorta dan stenosis arteri renalis
·         Renal
Diantaranya seperti kelainan pada pielonefritis kronik, glomerulonefritis kronik, penyakit polikistik, dan tumor yang memproduksi renin
·         Sistem Endokrin
Diantaranya seperti kelainan pada phaechromocytoma, Conn’s syndrome, Cushing’s syndrome, akromegali, hiperplasia adrenal kongenital, dan hiperparatiroidisme
·         Neurogenik
Diantaranya seperti kelainan pada hipertensi intrakranial akut, hiperrefleksia autonom

2.2.2.2  Berdasarkan tingkat keparahan
Berdasarkan tingginya tekanan darah  yang terukur maka hipertensi di bagi menjadi kategori normal, prehipertensi, hipertensi stage I dan hipertensi stage II seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Tekanan Sistolik (mmHg)
Tekanan Diastolik (mmHg)
Normal
<120 o:p="">
<80 o:p="">
Prehipertensi
120-139
80-89
Hipertensi stage I
140-159
90-99
Hipertensi stage II
160
100

2.2.3    Terapi untuk Hipertensi
Obat antihipertensi oral dapat diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya yaitu di bagi menjadi :
§  Diuretik
Contoh obat antihipertensi diuretik yaitu seperti diuretik tiazid (klorotiazid, hidroklorotiazid), loop diuretik (bemetanide, frusemide), potassium-sparing diuretic (amiloride)
§  Adrenergic receptor blockers
Contoh obat antihipertensi adregenic reseptor blockers yaitu seperti            prazosin dan phenoxybenzamine
§  α dan β blocker
Contoh obat antihipertensi α dan β blocker yaitu seperti labetalol
§  Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors
Contoh obat antihipertensi ACE inhibitors yaitu seperti captopril, enalapril, isinopril
§  Angiotensin II receptor antagonists
Contoh obat antihipertensi angiotensin II receptor antagonists yaitu seperti losartan, valsartan.
§  Vasodilator langsung
Contoh obat antihipertensi vasodilator langsung yaitu seperti hidralazine, minoxidil
§  Calcium channel blockers
Contoh obat antihipertensi calcium channel blockers yaitu seperti amlodipine, felodipine, nifedipine, diltiazem, verapamil
§  Agonis α2 sentral dan obat lain yang berefek sentral
Contoh obat antihipertensi agonis α2 sentral dan obat lain yang berefek sentral yaitu seperti klonidin, metildopa, reserpin.

Pasien yang mendapat obat anti hipertensi harus diinstruksikan untuk melanjutkan pengobatannya sampai dengan hari operasi, dan pengobatan harus dimulai lagi sesegera mungkin pada periode post operasi. Ada bukti bahwa resiko kardiovaskular dapat dikurangi dengan penggunaan β-blokade perioperatif. Meskipun demikian, ACE-inhibitor dan Angiotensin II receptor antagonists memiliki potensi untuk berinteraksi dengan obat anestesi dan menyebabkan hipotensi. Maka dari itu, beberapa anestesiologis memberhentikan penggunaan obat anti hipertensi tersebut pada hari operasi, terutama jika tekanan darah preoperatif tidak terlampau tinggi.


| bisnis online |

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar