Hipertensi
2.2.1 Definisi
Hipertensi adalah kelainan dimana tingkat basal dari
tekanan arteri lebih tinggi dari yang diharapkan untuk umur dan jenis kelamin
individu. Ini merupakan salah satu komorbiditas yang paling sering dialami oleh
anestesiologis untuk pasien yang akan menjalani operasi dan anestesi.
Rumus dasar yang digunakan, tekanan darah sistolik
normal kira-kira adalah [Umur (tahun) + 100]. Diagnosis dari hipertensi harus
dibuat berdasarkan dua kali pengukuran atau lebih pada waktu yang berbeda.
2.2.2 Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi
dari hipertensi itu sendiri di bagi menurut beberapa kriteria tertentu yaitu berdasarkan etiologi hipertensi dan
tingkat keparahannya :
2.2.2.1
Berdasarkan etiologi
Berdasarkan
etiologinya hipertensi di bagi menjadi :
a.
Hipertensi primer atau
esensial
Hipertensi
jenis ini merupakan hipertensi yang paling sering terjadi, angka prevalensinya
terjadi pada lebih dari 90% kasus.
Hipertensi jenis ini di sebut juga sebagai hipertensi idiopatik karena
penyebabnya yang tidak di ketahui dengan jelas.
b.
Hipertensi sekunder
Hipertensi
jenis ini diasosiasikan dengan penyakit tertentu yang mendasari hipertensi ini.
Organ-organ yang dapat mempengaruhi hingga terjadinya hipertensi dan penyakit
pada sistem organ tersebut yang mendasarinya ialah :
·
Sistem kardiovaskular
Diantaranya seperti
kelainan pada koarktasio aorta dan stenosis arteri renalis
·
Renal
Diantaranya seperti
kelainan pada pielonefritis kronik, glomerulonefritis kronik, penyakit
polikistik, dan tumor yang memproduksi renin
·
Sistem Endokrin
Diantaranya seperti
kelainan pada phaechromocytoma, Conn’s syndrome, Cushing’s syndrome, akromegali,
hiperplasia adrenal kongenital, dan hiperparatiroidisme
·
Neurogenik
Diantaranya seperti
kelainan pada hipertensi intrakranial akut, hiperrefleksia autonom
2.2.2.2
Berdasarkan tingkat keparahan
Berdasarkan
tingginya tekanan darah yang terukur
maka hipertensi di bagi menjadi kategori normal, prehipertensi, hipertensi
stage I dan hipertensi stage II seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Tekanan Sistolik (mmHg)
|
Tekanan Diastolik (mmHg)
|
|
Normal
|
<120 o:p="">120>
|
<80 o:p="">80>
Prehipertensi
120-139
80-89
Hipertensi stage I
140-159
90-99
Hipertensi stage II
160
100
2.2.3 Terapi untuk Hipertensi
Obat
antihipertensi oral dapat diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya yaitu
di bagi menjadi :
§ Diuretik
Contoh obat antihipertensi diuretik
yaitu seperti diuretik tiazid (klorotiazid, hidroklorotiazid), loop diuretik
(bemetanide, frusemide),
potassium-sparing diuretic (amiloride)
§ Adrenergic receptor
blockers
Contoh obat antihipertensi adregenic reseptor blockers yaitu
seperti prazosin dan
phenoxybenzamine
§ α dan β blocker
Contoh
obat antihipertensi α dan β blocker yaitu seperti labetalol
§ Angiotensin-converting
enzyme (ACE) inhibitors
Contoh
obat antihipertensi ACE inhibitors yaitu
seperti captopril, enalapril, isinopril
§ Angiotensin II receptor
antagonists
Contoh
obat antihipertensi angiotensin II
receptor antagonists yaitu seperti losartan, valsartan.
§ Vasodilator langsung
Contoh
obat antihipertensi vasodilator langsung yaitu seperti hidralazine, minoxidil
§ Calcium channel
blockers
Contoh
obat antihipertensi calcium channel
blockers yaitu seperti amlodipine, felodipine, nifedipine, diltiazem,
verapamil
§ Agonis α2 sentral dan obat lain yang berefek sentral
Contoh
obat antihipertensi agonis α2 sentral dan obat lain yang berefek
sentral yaitu seperti klonidin, metildopa, reserpin.
Pasien yang mendapat obat anti
hipertensi harus diinstruksikan untuk melanjutkan pengobatannya sampai dengan
hari operasi, dan pengobatan harus dimulai lagi sesegera mungkin pada periode
post operasi. Ada bukti bahwa resiko kardiovaskular dapat dikurangi dengan
penggunaan β-blokade perioperatif. Meskipun demikian, ACE-inhibitor dan Angiotensin
II receptor antagonists memiliki potensi untuk berinteraksi dengan obat
anestesi dan menyebabkan hipotensi. Maka dari itu, beberapa anestesiologis
memberhentikan penggunaan obat anti hipertensi tersebut pada hari operasi,
terutama jika tekanan darah preoperatif tidak terlampau tinggi.