b:if cond='data:blog.pageType == "item"'>

Sabtu, 26 Oktober 2013

Premedikasi Anestesia 2

thumbnail Title: Premedikasi Anestesia 2
Posted by:Unknown
Published :2013-10-26T07:36:00-07:00
Rating: 4.5
Reviewer: 7 Reviews
Premedikasi Anestesia 2
C.    Obat Pelumpuh Otot ( Muscle Relaxant )
1.      Succynil choline
          Merupakan pelumpuh otot depolarisasi dengan mula kerja cepat, sekitar 1 – 2 menit dan lama kerja singkat sekitar 3 – 5 menit sehingga obat ini sering digunakan dalam tindakan intubai trakea. Lama kerja dapat memanjang jika kadar enzim kolinesterase berkurang, misalnya pada penyakit hati parenkimal, kakeksia, anemia dan hipoproteinemia.
          Komplikasi dan efek samping dari obat ini adalah bradikardi, bradiaritma dan asistole, takikardi dan takiaritmia, peningkatan tekanan intra okuler, hiperkalemi dan nyeri otot fasikulasi.
          Obat ini tersedia dalam flacon berisi bubuk 100mg dan 500 mg. Pengenceran dengan garam fisiologis / aquabidest steril 5 atau 25 ml sehingga membentuk larutan 2% sebagai pelumpuh otot jangka pendek. Dosis untuk intubasi 1 – 2 mg / kgBB/IV.
2.    Atrakurium besilat (tracrium)
Merupakan obat pelumpuh otot non depolarisasi yang mempunyai struktur benzilisoquinolin yang berasal dari tanaman leontice leontopetaltum. Beberapa keunggulan atrakurium dibandingkan dengan obat terdahulu antara lain adalah :
·      Metabolisme terjadi dalam darah (plasma) terutama melalui suatu reaksi kimia unik yang disebut reaksi kimia hoffman. Reaksi ini tidak bergantung pada fungsi hati dan ginjal.
·      Tidak mempunyai efek kumulasi pada pemberian berulang.
·      Tidak menyebabkan perubahan fungsi kardiovaskuler yang bermakna
Mula dan lama kerja antrakurium bergantung pada dosis yang dipakai.  Pada umumnya mulai kerja antrakium pada dosis intubasi adalah 2-3 menit, sedang lama kerja antrakium dengan dosis relaksasi 15-35 menit. Pemulihan fungsi saraf otot dapat terjadi secara spontan (sesudah lama kerja obat berakhir) atau dibantu dengan pemberian antikolinesterase. Antrakurium dapat menjadi obat terpilih untuk pasien geriatrik atau pasien dengan penyakit jantung dan ginjal yang berat.
Kemasan 1 ampul berisi 5 ml yang mengandung 50 mg atrakurium besilat. Stabilitas larutan sangat bergantung pada penyimpanan pada suhu dingin dan perlindungan terhadap penyinaran.
Dosis intubasi : 0,5 – 0,6 mg/kgBB/iv
Dosis relaksasi otot : 0,5 – 0,6 mg/kgBB/iv   
Dosis pemeliharaan : 0,1 – 0,2 mg/kgBB/ iv

D.    Antagonis Muscle Relaxant

Neostigmin Metil Sulfat ( Prostigmin )
          Merupakan antikolinesterase yang dapat mencegah hidrolisis dan menimbulkan akumulasi asetilkholin. Obat ini mengalami metabolisme terutama oleh kolinesterase serum dan bentuk utuh obat sebagian diekskresi melalui ginjal. Mempunyai efek nikotinik, muskarinik dan stimulan otot langsung. Efek muskarinik antara lain bradikardi, hiperperistaltik, dan spasme saluran cerna, pembentukan sekret jalan nafas dan kelenjar liur, bronkospasme, berkeringat, miosis dan kontraksi vesika urinaria. Dosis 0,5 mg bertahap hingga 5 mg. Biasanya diberikan bersama – sama dengan atropin dosis 1 – 1,5 mg.
E.     Analgetik
       Remopain
     Secara farmakologi merupakan ketorolac trometamin yaitu senyawa anti inflamasi nonsteroid ( AINS ) yang bekerja dengan cara menghambat biosintesis prostaglandin dengan aktivitas analgesik yang kuat baik secara perifer maupun sentral, di samping itu mempunyai efek antiinflamasi dan antipiretik. Digunakan untuk penalaksanaan nyeri akut, dengan penggunaan tidak lebih dari 5 hari.
     Kontraindikasi : pada pasien yang alergi dengan ketorolac trometamin, aspirin, atau obat AINS lainnya, tukak lambung aktif, pasien dengan penyakit cerebrovaskuler, pasien dengan riwayat penyakit asma, gangguan ginjal berat, proses persalinan , ibu menyusui, gangguan hemostasis. Ketorolac dapat memperpanjang waktu perdarahan
     Adapun efek sampingnya : pada saluran cerna dapat terjadi dispepsi, mual, diare. Pada SSP seperti sakit kepala, edema dan rasa sakit pada tempat suntikan. Dosis maksimal adalah 120 mg/hari. Sediaan : ampul 30 mg/1ml, 10 mg/1ml, diberikan secara intravena.
F.     Intubasi Trakea
Suatu tindakan untuk memasukkan pipa khusus ke dalam trakea, sehingga jalan nafas bebas hambatan dan nafas mudah dikendalikan. Intubasi trakea bertujuan untuk :
1.      Mempermudah pemberian anestesi.
2.      Mempertahankan jalan nafas agar tetap bebas dan kelancaran pernafasan.
3.      Mencegah kemungkinan aspirasi lambung.
4.      Mempermudah penghisapan sekret trakheobronkial.
5.      Pemakaian ventilasi yang lama.
6.      Mengatasi obstruksi laring akut.

G.    Terapi Cairan
       Terapi cairan perioperatif bertujuan untuk :
1.      Mencukupi kebutuhan cairan, elektrolit dan darah yang hilang selama operasi.
2.      Replacement dan dapat untuk tindakan emergency pemberian obat.
Pemberian cairan operasi dibagi :
1.      Pra operasi
Dapat terjadi defisit cairan kaena kurang makan, puasa, muntah, penghisapan isi lambung, penumpukan cairan pada ruang ketiga seperti pada ileus obstruktif, perdarahan, luka bakar dan lain – lain. Kebutuhan cairan untuk dewasa dalam 24 jam adalah 2 ml / kgBB / jam. Bila terjadi dehidrasi ringan 2% BB, sedang  5% BB, berat 7% BB. Setiap kenaikan suhu 10 Celcius kebutuhan cairan bertambah 10 – 15 %.
2.      Selama operasi
Dapat terjadi kehilangan cairan karena proses operasi. Kebutuhan cairan pada dewasa untuk operasi : a. Ringan            = 4 ml / kgBB / jam
b. Sedang      = 6 ml / kgBB / jam
c. Berat          = 8 ml / kg BB / jam
Bila terjadi perdarahan selama operasi, dimana perdarahan kurang dari 10% EBV maka cukup digantikan dengan cairan kristaloid sebanyak 3 kali volume darah yang hilang. Apabila perdarahan lebih dari 10 % maka dapat dipertimbangkan pemberian plasma / koloid / dekstran dengan dosis 1 – 2 kali darah yang hilang.
3.      Setelah operasi
Pemberian cairan pasca operasi ditentukan berdasarkan defisit cairan selama operasi ditambah kebutuhan sehari – hari pasien.

H.    Pemulihan

                  Pasca anestesi dilakukan pemulihan dan perawatan pasca operasi dan anestesi yang biasanya dilakukan di ruang pulih sadar atau recovery room yaitu ruangan untuk observasi pasien pasca operasi atau anestesi. Ruang pulih sadar adalah batu loncatan sebelum pasien dipindahkan ke bangsal atau masih memerlukan perawatan intensif di ICU. Dengan demikian pasien pasca operasi atau anestesi dapat terhindar dari komplikasi yang disebabkan karena operasi atau pengaruh anestesinya.

| bisnis online |

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar