merenung sekali kali perlu
terkadang tidak perlu kita dengar kritak orang lain
cukup merenung tak disadaripun kita tau kesalahan kita
neskipun bukan kita yang salah
tapi menyalahkan orang lain itu seakan percuma
percuma jika kita membenarkan jika itu sudah dasarnya pola pikir mereka
insting yang sudah terbentuk sejak lahir dan terasah dari lingkungan
ayalnya agak susah membenarkannya
membenarkannyapun juga percuma jika hanya kita, diri ini sendiri yang sepaham
tapi, rasanya mulut ini seakan ingin pecah melontarkan kalimat penuh makna dalam arti kebenaran
tapi apa harus kita menjadikan mereka benar jika itu taj berarti
apa harus kita dan mereka benar
toh menjadi salah lebih enak terkadang
tapi bukan jadi yang bodoh
hanya menyetarakan diri diantar kebodohan itu
karena kita tidak akan berguna jika harus berdiri bila yang lain duduk
duduklah agar dirimu dan kita setara dipandang mata
agar kita mengerti bahwa kita juga tidak sempurna
karena sebaik baiknya kita adalah yang tak pernah mengeluh akan orang lain
karena bukan kita yang cipta akan dunia
tapi kita adalah bagian dari dunia
dunia yang penuh warna
tertawalah tapi tertawalah bila bersama
bukan tertawa akan mereka
bukan angkuh akan mereka
ikhlas akan lebih mudah kita menjalani hidup
hidup yang penuh perbedaan akan alata belakang
asalkan senyum masih meraut dipipimu
dunia akan tetap berwarna
bukan hanya pelangi yang terlukis
tapi kita dan kami yang melukisnya