Anomali
tulang kepala yang paling sering ditemui pada anak adalah craniosynosthesis dan
craniofacial dysmorphism (dimana basis kranii dan sutura facialis juga
terkena).
CRANIOSYNOSTOSIS
Adalah
akibat fusi sutura kranii yang prematur' Sutura yang terlibat termasuk korona
dextra dan sinistra (anterior plagiocephaly),metopik(trigonocephaly),sagital (scaphycephaly),lambdoida
dextra dan sinistra(posterior plagiocephaly),korona bilateral(anterior
brachicephaly).lambdoida bilateral(posterior brachicephaly).
SAGITAL SYNOSTOSIS
Hampir
separoh dari kejadian craniosynostosis diduga predisposisi genetik dan pria
lebih dominan. Bentuk kepala lonjong antroposterior(scaphocepahalic), fontanella
anterior mengecil atau hilang. Kebanyakan perkembangan otak dan pemeriksaan
neurologi normal dan biasanya intervensi pembedahan diarahkan untuk pembebasan
sutura yang menyatu pada umur dibawah 6 bulan.
CORONALSYNOSTOSIS:
Meliputi
20% dari seluruh kejadian craniosynostosis bilaunilateral maka kening disisi
yang terkena akan mendatar dan meningginya pinggir orbita ipsilateral
sebaliknya kening disisi kontralateral
akan menonjol. Khasnya hidung menyimpang jauh dari sutura yang
menyempit.Bilateral coronal synostosis sering bersamaan
dengan craniofacial dysmorphism (Apert,Crouzon dan Saethre Chotsen
syndrome). Penyatuan sutura frontoethmoidalis bisa menimbulkan penyempitan nasal
airway .Rekontruksi pada unilateral coronalsynostosis dilakukan di bawah umur 6
bulan sedangkan pada bilateral synostosis diatas umur 6 bulan,prosedur ini
memakan waktu yang lama dan perdarahan yang lebih banyak daripada yang
unilateral.
MULTIPLE SUTURE SYNOSTOSIS
unilateral.
MULTIPLE SUTURE SYNOSTOSIS
Kejadiannya
7% dari seluruh kasus craniosynostosis. Bentuk kepala tergantung pada sutura
mana saja yang terlibat,pada kasus ini diperlukan total rekonstruksi tulang kepala
untuk kosmetik terbaik,dimana posisi pasien tengkurap dan leher sangat extensi
kemungkinan pipa endotrakeal tertarik dan perdarahan yang banyak.
Pertimbangan anestesi, termasuk
perhatian terhadap :
1.ICP yang meninggi.
Peninggian
ICP berkaitan dengan cepatnya pertumbuhan otak didalam rongga
tengkorak yang kaku yang bisa terjadi tergantung jumlah sutura
yang terlibat dan berapa cepat problem ini diketahui. Hidrosepalus
ditemukan pada 5-10% pasien dengan anomali craniofacial mungkin karena stenosis
basis kranii. Penurunan ICP sangat penting untuk mempermudah akses intrakranial ke struktur facialis dan
mengurangi kompressi terutama pada lobus temporalis yang dapat
meneyebabkan odema serebral post operatif hal ini bisa dicapai dengan
hiperventilasi dan osmotik/loop diuretik
untuk menurunkan volume isi intracranial. Induksi anestesi harus
mulus,gunakan barbiturat,narkotik dan batasi pemakaian inhalasi anestesi.
2.Problema airway
2.Problema airway
Penyempitan
nasal airway sering dijumpai padahal bayi hanya
bisa bernafas lewat hidung. Karena kemungkinan kesulitan intubasi terutama pada
anak dengan anomali facialis dengan mandibula hipoplasia,leher dan trakea yang
immobil,makroglossi dan mulut yang sulit dibuka maka sebaiknya bronchoscope
fiberoptik tersedia dan ahli bedah siap dengan trakeostomi.Beberapa anak bisa
mentolerir awake laringoskopi dan fiberoptik intubasi. Tehnik induksi utama
pada kesulitan jalan nafas ada lah tehnik inhalasi dan assisted ventilasi dapat
mempertahankan atau mengurangi PaCO2 sehingga bisamembatasi kenaikan ICP. Bila
bisa dintubasi maka pipa trakea diamankan dengan dijahit karena kemungkinan
bergeser besar sekali.Pasien dengan prosedur facial terutama
dibawah orbita sering dengan odem jalan nafas atas untuk itu
sebaiknya pasien tetap terintubasi dan ter sedasi dan diventilasi selama
24-48 jam post operatif dengan subarachnoid drain untuk mengurangi
kebocoran CSF melalui dura sebelum extubasi.
3.Hilang darah yang
massif.
Walaupun prosedur adalah extradural
namun hilangnya darah bisa massif dan mendadak bila intervensi
pembedahan mengenai sinus venous mayor. Kebanyakan operasi
craniosynostosis dilakukan pada bayi berumur antara 2 dan 6 bulan suatu
periode yang bersamaan dengan anemi fisiologi. Semakin banyak sutura dan
semakin tebal tulang yang direkonstruksi semakin banyak darah yang hilang
untuk itu cross match darah selalu tersedia di kamar operasi dan persiapan
darah harus ada sebelum operasi.Akses intravena harus dijamin lancar untuk
persiapan pergantian cairan/darah dan monitoring tekanan intra arterial,CVP,produksi
urine dan temperatur otak(timpani dan nasoparing thermistor) adalah
penting.Bila hilangnya darah sama dengan volume darah efektif kemungkinan
gangguan pembekuan darah terjadi. Kehilangan cairan dan ektrolit perlu
dievaluasi akibat diuresis termasuk SIADH dan diabetes insipidus karena
retraksi otak.
4.Emboli udara
vena.
Ahli anestesi haruslah
serius mengamati pasien wak tu ahli bedah memisahkan sutura yang menyatu dari sinus sagitalis dimana perdarahan vena yang
hebat dan emboli udara terjadi.Emboli udara vena dideteksi dengan
echocardiography dan precordial Doppler dimana craniectomi pada bayi resiko
terjadinya emboli udara vena sekitar 66-83% yang dapat diminimalisir dengan
deteksi dini dengan precordial Doppler dan mempertahankan euvolumia