Sekarang kita telah mengetahui, bahwa
dengan idzin Allah, kita telah membahas berbagai rahasia laki-laki pra nikah.
Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan
di sini adalah, apakah pra nikah harus selalu dihubung-hubungkan dengan usia
puber saja? Jawabannya, tentu saja tidak. Karena, dalam hal ini, ada sebuah
fase yang kita namakan dengan fase persiapan pra nikah. Atau, dalam bahasa yang
lebih lugasnya adalah fase menanti hari pernikahan. Pada saat-saat itu, seorang
pemuda yang akan memasuki pintu pernikahan akan dirongrong oleh berbagai
perasaan takut dan khawatir akan hari esok yang akan dijalaninya.
Pada awalnya, saya akan mengambil tema
laki-laki pada masa pra nikah. Dan bukan stress atau rasa takut pada masa pra
nikah. Karena, saya menganggap bahwa judul ini lebih utama dibanding yang
sebelumnya. Karena, bisa jadi, kaum laki-laki enggan untuk menikah.
Dan tentu saja, orang-orang akan
bertanya, unsur-unsur stress dan takut seperti apa yang dikhawatirkan oleh para
pemuda pada masa pra nikah?
Jawabannya mudah saja. Rasa stress ini
berawal dari anggapan bahwa dirinya lemah. Ya, benar, si pemuda sangat takut dirinya
tidak mampu dan lemah dalam memberikan nafkah batin kepada istrinya kelak. Dan
hal tersebut telah memicu rasa takut yang berlebihan kepada si pemuda dalam
menghadapi hidup. Karena ia merasa khawatir, seandainya ia tidak mampu, maka
itu sama saja dengan menjatuhkan kehormatannya sendiri.
Seandainya anda adalah pembaca yang
memiliki kekuatan dan kekuasaan, maka anda akan berusaha untuk menepis dan
mengingkari semuanya itu dengan keras.
Dan seandainya anda, yang membaca buku
ini adalah seorang pemuda, maka anda akan merasa takut dengan materi yang kita
bicarakan di atas. Sehingga, hal tersebut akan mendorong anda untuk berkata:
“Lemah, apa yang dimaksud dengan lemah? Sebuah kata yang benar-benar
menakutkan!” Bahkan, anda pasti akan meletakkan seribu tanda tanya dan tanda
seru.
Dan seandainya anda, yang membaca buku
ini berasal dari kalangan akademisi dan ingin lebih memperdalam pengetahuannya
mengenai seksualitas, maka anda pasti akan membaca buku ini dengan baik dan
memperhatikan kalimat per kalimat. Karena, ia pasti mengetahui bahwa yang ada
dihadapannya hanyalah sebuah pembahasan dan analisa, dimana yang dituju oleh
penulisnya hanyalah kemaslahatan bagi seluruh kaum muslimin.
Oleh karena itu, di sini, saya akan
menulis mengenai berbagai tekanan kejiwaan pra nikah dan solusinya. Dan saya
hanya meminta kepada Allah, semoga buku ini dapat bermanfaat, baik bagi saya
maupun anda semua.
Pertama:
Stress Karena Memiliki Ukuran Penis Yang Kecil:
Pada masa pra
nikah, seorang laki-laki akan merasakan takut dan khawatir. Akan tetapi, ia
berusaha untuk menutupi kegalauan dan ketakutan dalam dirinya. Kemudian, ia
pergi ke dokter sambil berkata kepadanya: “Dok, saya sangat khawatir,
jangan-jangan penis saya terlalu pendek. Padahal, saya sudah di ambang pintu
pernikahan. Apakah anda memiliki solusi?”
Dan tentu
saja, sang dokter akan berusaha untuk membuat anggota kemaluan laki-laki
tersebut berdiri. Atau, dalam bahasa yang sudah sering dipergunakannya, ereksi.
Ketika penisnya telah mengalami ereksi, si pemuda-pun akan merasa sangat kaget
dengan ucapan sang dokter yang berkata bahwa panjang anggota kemaluannya sudah
cukup untuk melakukan hubungan sexual intercourse.
Dan pastilah
orang-orang bertanya: “Mengapa pemuda ini sangat ketakutan dalam menghadapi
semuanya itu?”
Jawabannya
mudah saja. Ketika kita menyodorkan permasalahan apapun, terdapat tahapan
manusia, saya tidak akan mengatakannya sebagai kalangan pemuda, karena orang
yang datang kepada para dokter untuk berkonsultasi umurnya sangat beragam.
Mereka selalu diselimuti perasaan takut dan perasaan bahwa dirinya tidak mampu
untuk menghadapi masalah ini. Mereka beranggapan bahwa kelemahan terdapat pada
pihaknya. Akan tetapi, pada akhirnya mereka mengetahui bahwa “miliknya” lebih
dari sekedar mampu dan bisa untuk melaksanakan tugasnya.
Pertanyaan
lain yang datang kepada saya adalah: “Katakanlah, supaya kita tidak merasa ragu
lagi, berapa ukuran yang sesuai dan wajar untuk ukuran panjang penis
laki-laki?”
Jawabannya
sangat mudah sekali. Panjang anggota kemaluan laki-laki yang sudah siap untuk
mlakukan proses reproduksi adalah sebelas sentimeter. Dan ukuran ini tidak
dapat kita katakan sebagai pendek atau kurang. Akan tetapi, itu adalah ukuran
yang biasanya. Seandainya lebih sedikit dari itu, maka itu-pun panjang yang
tidak keluar dari batas wajar. Akan tetapi, seandainya panjangnya kurang dari
sepuluh sentimeter, maka pemuda itu harus segera berkonsultasi ke dokter.
Karena, operasi yang akan memanjangkan penis akan menjadi pilihan paling mudah
dan gampang bagi dirinya.
Dan tentu
saja, sebagian pemuda pasti bertanya: “Apakah ukuran yang saya sebutkan tadi,
benar-benar sudah mencukupi?”
Jawabannya:
“Ya, sebelas sentimeter adalah ukuran penis yang sudah wajar dan siap untuk
melakukan hubungan sexual intercourse.” Dan pada pasal selanjutnya, kita
akan menjelaskan bahwa hubungan sexual intercourse tidak hanya
tergantung pada panjang penis saja. Karena, memang, mungkin ada laki-laki yang
merasa senang karena memiliki penis yang panjang. Sayangnya, ia tidak dapat
memberikan kepuasan kepada istrinya. Oleh karena itu, kita akan membicarakan
hal tersebut secara luas dalam pasal yang akan datang.
Akan tetapi,
saya hanya ingin berkata kepada para pemuda mengenai ketakutan yang menghantui
mereka pada fase pra nikah hanya dikarenakan kecilnya alat reproduksi mereka.
Sekarang, kita akan mengenyampingkan hal tersebut dulu. Sekarang, kita akan
mengatakan bahwa vagina perempuan atau tempat jatuhnya penis laki-laki, hanya
memiliki kedalaman lima sampai dengan tujuh sentimeter saja. Ini artinya, penis
yang ukuran panjangnya sebelas sentimeter sudah dapat dikatakan lebih dari
cukup untuk melakukan proses sexual intercourse. Oleh karena itu, wahai
para pemuda, janganlah kalian merasa ragu ataupun takut dalam menghadapi
masalah ini.
Ke Dua: Saya Mencintainya....Akan Tetapi...:
Keraguan yang
terlihat dengan jelas, seringkali menguasai dan menjajah manusia pada umumnya.
Sampai-sampai, kaum akademisi sendiri merasa tertarik dengan meteri pembahasan
tersebut.
Sudah banyak
orang yang terjebak dalam permasalahan ini. Dimana mereka telah diserang oleh
perasaan ragu. Dan keraguan tersebut telah menguasai akal fikiran mereka secara
penuh. Maka, suatu hari, datanglah seorang pemuda kepada saya dan memberikan
pertanyaan yang sangat aneh kepada saya, yaitu: “Saya mencintai seorang gadis.
Akan tetapi, saya tidak mau meminangnya. Karena, saya tidak pernah merasa
percaya terhadap seluruh perempuan. Maka, menurut anda, bagaimana solusinya?”
Di samping
itu, ada juga seorang laki-laki yang telah menikah, ia datang kepada saya dan
bertanya: “Saya sangat meragukan istri saya, bagaimana ini?” Ketika itu, saya
berkata kepadanya: “Apakah anda telah melakukan pengintaian atau semacam itu?”
Laki-laki tadi menjawab: “Belum”
Maka, solusi
untuk berbagai masalah yang sudah menjadi problematika kontemporer tersebut
adalah, saya akan mencoba untuk memperlihatkan kepada anda sekalian bahwa
semuanya itu berawal dari dorongan-dorongan yang berada di balik fikiran
manusia. Dan di sini, saya akan mencoba untuk menolak dorongan-dorongan itu. Sehingga,
anda semua dapat mempertahankannya. Dan saya berdoa kepada Allah, semoga Ia
dapat membantu mempertahankan itu semuanya dengan baik. Adapun
dorongan-dorongan yang saya berikan kepada pemuda adalah:
·
Adanya fikiran yang tersembunyi
dalam otak si pemuda. Hal tersebut disebabkan karena mereka melihat seorang
perempuan yang melakukan sesuatu bukan pada tempat yang sewajarnya. Seperti, ia
melihat seorang perempuan yang tengah berciuman, atau...lebih dari itu dengan
seorang laki-laki yang bukan suaminya. Bahkan, bukan tunangannya. Dan perempuan
itu merupakan salah satu kerabat pemuda tadi....atau, justru perempuan yang
tengah menjadi pusat perhatiannya. Dari sinilah tumbuh keraguan dalam
kepalanya. Dalam hatinya ia berkata: “Seandainya semuanya itu perbuatan pulanah
yang dekat dan kerabatnya sendiri, maka bagaimana dengan perempuan di luar
sana?
Keraguan ini terus menghantuinya semenjak keci. Sehingga, fikiran
tersebut akan terus bergelayut dalam fikirannya sampai ia beranjak dewasa,
mencintai seseorang dan ingin menikahinya.
·
Tumbuhnya berbagai fikiran kotor
di kepala si pemuda. Hal tersebut terjadi, dilihat dari dirinya yang sering
menonton berbagai film porno atau membaca buku-buku mesum. Sehingga, dalam
fikirannya lahir sebuah keyakinan bahwa dirinya tumbuh di tengah-tengah
masyarakat kotor dan tidak ada lagi perempuan yang benar. Dari sinilah tumbuh
keraguan dalam fikirannya.
·
Bisa jadi, laki-laki tersebut juga
berada di tengah-tengah simpang siurnya perzinaan dan manusia-manusia kotor.
Dan ia beranggapan bahwa semua perempuan pada dasarnya sama. Seperti halnya
perempuan-perempuan yang telah menyerahkan tubuh mereka kepadanya.
Ini semuanya merupakan berbagai
fikiran yang muncul pada seorang pemuda pra nikah. Setelah menikah, fikiran
tersebut akan bertambah lagi, yaitu:
·
Unsur ke empat ini merupakan
fikiran yang tersembunyi. Dimana setiap orang tidak akan dapat mengeluarkan
fikiran ini dari kepala laki-laki. Kecuali, dokter dan pakar kejiwaan
(psikolog). Karena, orangnya akan berusaha untuk menyembunyikan unsur tersebut
dari dalam dirinya.
Jadi, ketika seorang laki-laki datang dan mengatakan bahwa ia merasa
ragu dengan istrinya. Sepertinya, yang melatar belakangi keraguan ini adalah
perasaan sang suami yang mengatakan bahwa dirinya tidak mampu memberikan kepuasan
seks kepada sang istri. Sehingga, istrinya itu menghianatinya. Dan tentu saja,
hal semacam itu akan disembunyikan oleh laki-laki tersebut dari orang lain.
Ketika orang-orang berusaha untuk berbicara dengannya.
Dan pertanyaan yang kini muncul
adalah: “Jadi, apa solusinya untuk permasalahan ini?
Jawabannya mudah saja. Hendaknya, sang
suami datang ke psikolog dan mengeluarkan semua keraguan yang ada dalam
hatinya. Sehingga, sang psikolog dapat membantu mengarahkannya ke jalan yang
benar.
Atau, hendaknya ia memperhatikan apa
yang akan saya ucapkan ini: “Jari-jari yang berada pada satu tangan, akan
terlihat berbeda sekali antara satu dengan yang lainnya; baik dari segi panjang
ataupun hal-hal yang berhubungan dengannya. Padahal, jari-jari tersebut masih
berada pada tangan yang sama. Jadi, untuk apa memupuk keraguan itu? Apabila
anda mencinta seorang perempuan. Maka, jangan coba-coba untuk menyamakannya
dengan anak-anak perempuan anda yang terbiasa dengan berbuat rendah dan
melakukan hal-hal yang buruk. Karena, sia-sia jika anda melakukan hal tersebut.
Ketika kita melihat jari-jari manusia yang ada dalam satu tangan saja berbeda,
apalagi dengan manusia yang satu dengan yang lainnya.
Dan jika anda seorang pemuda yang
sedang merasakan kegalauan dalam kepala anda, dengarlah pendapat saya ini:
“Seandainya anda masih meragukan orang yang anda cintai, berarti anda tidak
mencintainya. Karena cinta akan melarang tumbuhnya keraguan. Sebagaimana cinta
juga akan membentengi seseorang untuk melakukan perbuatan rendahan. Karena,
cinta tidak akan tumbuh, kecuali dengan perbuatan paling terpuji. Sopan dalam
berkata-kata, murni dalam mengungkapkan perasaan dan tulus dalam menjaganya.”
Dan saya akan mengatakan kepada
laki-laki yang telah menikah dan meragukan istrinya, hanya karena anggapan
bahwa dirinya lemah dan tidak dapat memberikan kepuasan kepada sang istri:
“Lihatlah istri anda. Dan carilah, bagian-bagian mana saja yang dapat membuat
istri anda puas dalam hal seks. Anda dapat melihat itu dalam buku saya yang
terdahulu: “Seks Appeal untuk perempuan”, seandainya anda mendapatkan bahwa apa
yang tertulis dalam buku itu sesuai dengan karakter dan keinginan istri anda,
maka tetaplah percaya diri dan buang jauh-jauh rasa ragu yang terus bergelayut
dalam fikiran anda. Akan tetapi, seandainya semua teori saya tersebut tidak
sesuai untuk istri anda, maka berusahalah untuk memberikan kenikmatan dan
kepuasan itu. Dan berusahalah agar istri anda dapat mencapai klimaks. Setelah
itu, pastilah keraguan dalam diri anda akan hilang seketika itu juga.”
Dan saya akan menutup perkataan ini
dengan: “Semua yang telah disebutkan tadi, khusus saya berikan untuk
putra-putra anda yang tidak mendapatkan pendidikan agama Islam dari orang
tuanya. Karena, seandainya seorang anak tumbuh dewasa di sebuah lingkungan
agamis dan mempelajari berbagai ajaran Islam, kemudian merealisasikannya,
tentunya ia tidak akan pernah mengindahkan rasa ragu. Sekalipun, untuk sesaat
saja.”
Seandainya, seorang laki-laki memilih
secara benar kriteria calon istrinya. Yaitu, dengan mendahulukan sisi agama
sebelum kecantikannya, maka niscaya semuanya itu akan menolak keraguan dan
prasangka yang ada. Karena, agama akan selalu menutup jalan keburukan.
Menjauhkan mereka dari marabahaya dan mendorongnya untuk masuk ke jalan yang
penuh dengan cahaya Allah.
Dan saya hanya ingin mengatakan kepada
para ayah, seandainya salah seorang di antara anda sekalian melihat
gejala-gejala tersebut pada putra anda, maka anda harus segera membawanya pergi
ke pakar kejiwaan untuk mendapatkan pengobatan. Karena, keraguan itu akan
semakin tumbuh dengan bertambahnya usia. Sehingga, seandainya anda tidak
menyudahinya, maka hidup putra anda akan seperti neraka. Atau, seandainya anda
sekalian ingin memiliki anak yang baik, maka doronglah mereka untuk belajar
ilmu agama. Maka, biarkanlah Allah memberikan petunjuk dan pertolongan kepada
mereka dalam mengatasi keraguan dan prasangka tersebut. Karena, hanya Allah
Swt-lah yang dapat memnberikan kemudahan bagi segala kebaikan dan kebajikan.
Ke Tiga:
Terlalu Pemilih...
Dalam kehidupan seorang pemuda, ada
sebuah fase terpenting yang harus dilalui olehnya. Yaitu, fase saat dirinya
harus memilih pendamping hidup. Maka, ketika itu, si pemuda akan melihat
sekelilingnya. Dimana keluarganya telah memilihkan seorang gadis cantik untuknya.
Tidak hanya keluarga, bahkan sahabat-sahabatnya-pun telah melakukan hal yang
sama. Pada saat yang bersamaan, ia-pun telah melihat seorang perempuan cantik.
Sehingga, ia tenggelam dalam kecantikannya dan berharap inilah gadis yang akan
menjadi teman hidupnya.
Di sini, saya akan berhenti dan
berkata kepada pemuda tadi, hendaknya kalian berjalan secara perlahan dan
memberikan kesempatan kepada dirinya sendiri untuk berfikir. Jangan sampai
perasaan itu datang sesaat dan setelah itu ingin berpindah lagi. Sehingga, yang
ada dalam fikirannya hanyalah: “Untuk saat ini aku akan memilih seorang gadis
dan masalah-pun selesai!?”
Yang benar adalah, sebaiknya pemuda
ini menikah dengan perempuan yang dicintainya. Dan di sini, berkecamuklah
perang dalam fikiran para pembaca: “Cinta, apa sebenarnya makna cinta? Apakah
cinta itu benar-benar ada? Dan sepertinya, kita tidak pernah mendengar cinta,
kecuali setelah pernikahan, lalu bagaimana mungkin anda dapat mengatakan hal
tersebut?”
Saya akan menjawab pertanyaan tersebut
dengan satu kali jawaban saja: “Benar, cinta itu memang ada...”
Karena cinta adalah sumber dari
seluruh anugerah Allah. Sekaligus, unsur pendorong seseorang untuk berbuat
baik. Bohong seandainya ada yang berkata cinta, tapi tidak berbuat baik kepada
orang yang dicintainya. Dan seorang pemuda akan mengetahui bahwa dirinya tengah
mencintai seorang perempuan, dengan beberapa unsur berikut ini:
·
Banyak memikirkan perempuan itu
dan sibuk dengan segala hal yang berhubungan dengannya. Tentu saja, yang saya
maksud dengan berfikir di sini bukan berfikir tentang hal-hal yang berbau seks.
Akan tetapi, fikiran yang mengarah pada rasa rindu dan berharap dapat duduk di
hadapannya. Bahkan, ia berharap tidak akan terpisah dengan orang terkasihnya
itu. Sekalipun hanya sekejap saja.
·
Sekan-akan, kerinduan terhadap
perempuan itu akan membunuhnya. Sehingga, semakin lama perempuan itu tidak
nampak di hadapan matanya, semakin bertambah rasa sakit yang menyerangnya. Ia
berharap, seandainya saja orang tersebut ada di sampingnya dan
berbincang-bincang dengannya.
·
Cinta sebagai bentuk curahan
perasaan dan bukan nafsu syahwat. Ya, karena cinta yang didasarkan pada
perasaan akan abadi. Berbeda dengan cinta yang didasarkan pada nafsu syahwat.
Ia hanya bersifat sesaat.
Inilah sebagian ciri-ciri cinta. Dan
saya tidak dapat menyebutkan lebih dari ini. Karena, tidak ada satu-pun orang
yang dapat merasakan kehadiran cinta, kecuali orang yang terjatuh di dalamnya.
Sebagaimana yang dikatakan oleh imam Ibnu Hazm: “Cinta adalah perasaan.
Tidak akan ada yang merasakannya, kecuali orang-orang yang hidup dan tenggelam
di dalamnya.”
Dan saya akan menutup pembicaraan kali
ini dengan perkataan: “Sebaiknya, seorang pemuda menetapkan gadis pilihannya
untuk menjadi pendamping hidup selamanya. Tentunya, dengan perempuan pilihan
yang dicintainya. Dan bukan pilihan orang lain untuk dirinya. Janganlah memilih
perempuan hanya karena kecantikannya. Karena, kecantikan seseorang tidak akan
abadi.”
Dan sejarah juga telah membuktikan
kepada kita bahwa kecantikan akan hilang begitu saja. Sejarah telah
memperkenalkan kita pada sebuah kisah cinta terkenal. Ya, cinta seorang
Abdullah bin Abi Bakar terhadap Laila. Seorang perempuan berkebangsaan Syam
(sekarang Suriah). Perempuan cantik molek. Ketika sang panglima perang menaklukkan
kota Syam dan mengetahui hal tersebut, akhirnya, ia mengirimkan Laila kepada
Abdullah bin Abi Bakar. Akhirnya, laki-laki ini-pun menikahi Laila dan
memperlakukannya dengan perlakuan yang sangat spesial. Akan tetapi, ketika gigi
depan Laila terjatuh (ompong), hilanglah kecantikan dan kemolekan sang
permaisuri. Maka, cinta Abdullah bin Abi Bakar yang didasarkan pada nafsu
syahwat-pun hilang bersamaan dengan hilangnya kecantikan sang permaisuri.
Akhirnya, ia memperlakukan Laila seperti halnya istri-istrinya yang lain.
Inilah sebuah kenyataan. Oleh karena
itu, barang siapa yang ingin lolos dengan selamat dalam proses memilih ini dan
merasakan kenikmatan kehidupan suami istri yang berbahagia, maka hendaknya ia
menikahi seorang perempuan yang memiliki agama yang kuat dan dicintainya.
Sebuah cinta yang tumbuh bukan karena harta, kecantikan ataupun garis
keturunannya. Laki-laki itu harus menikahi seorang perempuan, karena memang ia
mencintai perempuan itu sendiri.
Dan pada akhirnya, saya ingin
mengatakan bahwa cinta akan selalu tumbuh abadi, sekalipun berbagai kesulitan
dan rintangan selalu menghadangnya. Karena cinta akan melarutkan berbagai
permasalah sulit, sebagaimana larut dan luluhnya batu es oleh sengatan api.
Oleh karena itu, cinta adalah sebaik-baiknya pilihan untuk seorang pemuda yang
ingin menikmati hasil keputusan terakhirnya.
Dan untuk yang terakhir, saya berdoa
kepada Allah, semoga Ia mengidzinkan kita untuk mengarungi hidup ini bersama
dengan orang yang kita cintai, meninggal bersama dengan orang yang kita cintai
dan dikumpulkan di padang Mahsyar bersama dengan orang-orang yang kita cintai.
Ya Allah, berikanlah kepada kami cinta suci pilihan...wahai Dzat yang maha
pengasih..Dzat yang mengetahui semua rahasia.