b:if cond='data:blog.pageType == "item"'>

Kamis, 21 November 2013

Perasaan Takut (Stress) Pra Nikah

thumbnail Title: Perasaan Takut (Stress) Pra Nikah
Posted by:Unknown
Published :2013-11-21T09:12:00-08:00
Rating: 4.5
Reviewer: 7 Reviews
Perasaan Takut (Stress) Pra Nikah
Sekarang kita telah mengetahui, bahwa dengan idzin Allah, kita telah membahas berbagai rahasia laki-laki pra nikah.
Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan di sini adalah, apakah pra nikah harus selalu dihubung-hubungkan dengan usia puber saja? Jawabannya, tentu saja tidak. Karena, dalam hal ini, ada sebuah fase yang kita namakan dengan fase persiapan pra nikah. Atau, dalam bahasa yang lebih lugasnya adalah fase menanti hari pernikahan. Pada saat-saat itu, seorang pemuda yang akan memasuki pintu pernikahan akan dirongrong oleh berbagai perasaan takut dan khawatir akan hari esok yang akan dijalaninya.
Pada awalnya, saya akan mengambil tema laki-laki pada masa pra nikah. Dan bukan stress atau rasa takut pada masa pra nikah. Karena, saya menganggap bahwa judul ini lebih utama dibanding yang sebelumnya. Karena, bisa jadi, kaum laki-laki enggan untuk menikah.
Dan tentu saja, orang-orang akan bertanya, unsur-unsur stress dan takut seperti apa yang dikhawatirkan oleh para pemuda pada masa pra nikah?
Jawabannya mudah saja. Rasa stress ini berawal dari anggapan bahwa dirinya lemah. Ya, benar, si pemuda sangat takut dirinya tidak mampu dan lemah dalam memberikan nafkah batin kepada istrinya kelak. Dan hal tersebut telah memicu rasa takut yang berlebihan kepada si pemuda dalam menghadapi hidup. Karena ia merasa khawatir, seandainya ia tidak mampu, maka itu sama saja dengan menjatuhkan kehormatannya sendiri.
Seandainya anda adalah pembaca yang memiliki kekuatan dan kekuasaan, maka anda akan berusaha untuk menepis dan mengingkari semuanya itu dengan keras.
Dan seandainya anda, yang membaca buku ini adalah seorang pemuda, maka anda akan merasa takut dengan materi yang kita bicarakan di atas. Sehingga, hal tersebut akan mendorong anda untuk berkata: “Lemah, apa yang dimaksud dengan lemah? Sebuah kata yang benar-benar menakutkan!” Bahkan, anda pasti akan meletakkan seribu tanda tanya dan tanda seru.
Dan seandainya anda, yang membaca buku ini berasal dari kalangan akademisi dan ingin lebih memperdalam pengetahuannya mengenai seksualitas, maka anda pasti akan membaca buku ini dengan baik dan memperhatikan kalimat per kalimat. Karena, ia pasti mengetahui bahwa yang ada dihadapannya hanyalah sebuah pembahasan dan analisa, dimana yang dituju oleh penulisnya hanyalah kemaslahatan bagi seluruh kaum muslimin.
Oleh karena itu, di sini, saya akan menulis mengenai berbagai tekanan kejiwaan pra nikah dan solusinya. Dan saya hanya meminta kepada Allah, semoga buku ini dapat bermanfaat, baik bagi saya maupun anda semua.

Pertama: Stress Karena Memiliki Ukuran Penis Yang Kecil:
Pada masa pra nikah, seorang laki-laki akan merasakan takut dan khawatir. Akan tetapi, ia berusaha untuk menutupi kegalauan dan ketakutan dalam dirinya. Kemudian, ia pergi ke dokter sambil berkata kepadanya: “Dok, saya sangat khawatir, jangan-jangan penis saya terlalu pendek. Padahal, saya sudah di ambang pintu pernikahan. Apakah anda memiliki solusi?”
Dan tentu saja, sang dokter akan berusaha untuk membuat anggota kemaluan laki-laki tersebut berdiri. Atau, dalam bahasa yang sudah sering dipergunakannya, ereksi. Ketika penisnya telah mengalami ereksi, si pemuda-pun akan merasa sangat kaget dengan ucapan sang dokter yang berkata bahwa panjang anggota kemaluannya sudah cukup untuk melakukan hubungan sexual intercourse.
Dan pastilah orang-orang bertanya: “Mengapa pemuda ini sangat ketakutan dalam menghadapi semuanya itu?”
Jawabannya mudah saja. Ketika kita menyodorkan permasalahan apapun, terdapat tahapan manusia, saya tidak akan mengatakannya sebagai kalangan pemuda, karena orang yang datang kepada para dokter untuk berkonsultasi umurnya sangat beragam. Mereka selalu diselimuti perasaan takut dan perasaan bahwa dirinya tidak mampu untuk menghadapi masalah ini. Mereka beranggapan bahwa kelemahan terdapat pada pihaknya. Akan tetapi, pada akhirnya mereka mengetahui bahwa “miliknya” lebih dari sekedar mampu dan bisa untuk melaksanakan tugasnya.
Pertanyaan lain yang datang kepada saya adalah: “Katakanlah, supaya kita tidak merasa ragu lagi, berapa ukuran yang sesuai dan wajar untuk ukuran panjang penis laki-laki?”
Jawabannya sangat mudah sekali. Panjang anggota kemaluan laki-laki yang sudah siap untuk mlakukan proses reproduksi adalah sebelas sentimeter. Dan ukuran ini tidak dapat kita katakan sebagai pendek atau kurang. Akan tetapi, itu adalah ukuran yang biasanya. Seandainya lebih sedikit dari itu, maka itu-pun panjang yang tidak keluar dari batas wajar. Akan tetapi, seandainya panjangnya kurang dari sepuluh sentimeter, maka pemuda itu harus segera berkonsultasi ke dokter. Karena, operasi yang akan memanjangkan penis akan menjadi pilihan paling mudah dan gampang bagi dirinya.
Dan tentu saja, sebagian pemuda pasti bertanya: “Apakah ukuran yang saya sebutkan tadi, benar-benar sudah mencukupi?”
Jawabannya: “Ya, sebelas sentimeter adalah ukuran penis yang sudah wajar dan siap untuk melakukan hubungan sexual intercourse.” Dan pada pasal selanjutnya, kita akan menjelaskan bahwa hubungan sexual intercourse tidak hanya tergantung pada panjang penis saja. Karena, memang, mungkin ada laki-laki yang merasa senang karena memiliki penis yang panjang. Sayangnya, ia tidak dapat memberikan kepuasan kepada istrinya. Oleh karena itu, kita akan membicarakan hal tersebut secara luas dalam pasal yang akan datang.
Akan tetapi, saya hanya ingin berkata kepada para pemuda mengenai ketakutan yang menghantui mereka pada fase pra nikah hanya dikarenakan kecilnya alat reproduksi mereka. Sekarang, kita akan mengenyampingkan hal tersebut dulu. Sekarang, kita akan mengatakan bahwa vagina perempuan atau tempat jatuhnya penis laki-laki, hanya memiliki kedalaman lima sampai dengan tujuh sentimeter saja. Ini artinya, penis yang ukuran panjangnya sebelas sentimeter sudah dapat dikatakan lebih dari cukup untuk melakukan proses sexual intercourse. Oleh karena itu, wahai para pemuda, janganlah kalian merasa ragu ataupun takut dalam menghadapi masalah ini.

Ke Dua: Saya Mencintainya....Akan Tetapi...:
Keraguan yang terlihat dengan jelas, seringkali menguasai dan menjajah manusia pada umumnya. Sampai-sampai, kaum akademisi sendiri merasa tertarik dengan meteri pembahasan tersebut.
Sudah banyak orang yang terjebak dalam permasalahan ini. Dimana mereka telah diserang oleh perasaan ragu. Dan keraguan tersebut telah menguasai akal fikiran mereka secara penuh. Maka, suatu hari, datanglah seorang pemuda kepada saya dan memberikan pertanyaan yang sangat aneh kepada saya, yaitu: “Saya mencintai seorang gadis. Akan tetapi, saya tidak mau meminangnya. Karena, saya tidak pernah merasa percaya terhadap seluruh perempuan. Maka, menurut anda, bagaimana solusinya?”
Di samping itu, ada juga seorang laki-laki yang telah menikah, ia datang kepada saya dan bertanya: “Saya sangat meragukan istri saya, bagaimana ini?” Ketika itu, saya berkata kepadanya: “Apakah anda telah melakukan pengintaian atau semacam itu?” Laki-laki tadi menjawab: “Belum”
Maka, solusi untuk berbagai masalah yang sudah menjadi problematika kontemporer tersebut adalah, saya akan mencoba untuk memperlihatkan kepada anda sekalian bahwa semuanya itu berawal dari dorongan-dorongan yang berada di balik fikiran manusia. Dan di sini, saya akan mencoba untuk menolak dorongan-dorongan itu. Sehingga, anda semua dapat mempertahankannya. Dan saya berdoa kepada Allah, semoga Ia dapat membantu mempertahankan itu semuanya dengan baik. Adapun dorongan-dorongan yang saya berikan kepada pemuda adalah:
·         Adanya fikiran yang tersembunyi dalam otak si pemuda. Hal tersebut disebabkan karena mereka melihat seorang perempuan yang melakukan sesuatu bukan pada tempat yang sewajarnya. Seperti, ia melihat seorang perempuan yang tengah berciuman, atau...lebih dari itu dengan seorang laki-laki yang bukan suaminya. Bahkan, bukan tunangannya. Dan perempuan itu merupakan salah satu kerabat pemuda tadi....atau, justru perempuan yang tengah menjadi pusat perhatiannya. Dari sinilah tumbuh keraguan dalam kepalanya. Dalam hatinya ia berkata: “Seandainya semuanya itu perbuatan pulanah yang dekat dan kerabatnya sendiri, maka bagaimana dengan perempuan di luar sana?
Keraguan ini terus menghantuinya semenjak keci. Sehingga, fikiran tersebut akan terus bergelayut dalam fikirannya sampai ia beranjak dewasa, mencintai seseorang dan ingin menikahinya.
·         Tumbuhnya berbagai fikiran kotor di kepala si pemuda. Hal tersebut terjadi, dilihat dari dirinya yang sering menonton berbagai film porno atau membaca buku-buku mesum. Sehingga, dalam fikirannya lahir sebuah keyakinan bahwa dirinya tumbuh di tengah-tengah masyarakat kotor dan tidak ada lagi perempuan yang benar. Dari sinilah tumbuh keraguan dalam fikirannya.
·         Bisa jadi, laki-laki tersebut juga berada di tengah-tengah simpang siurnya perzinaan dan manusia-manusia kotor. Dan ia beranggapan bahwa semua perempuan pada dasarnya sama. Seperti halnya perempuan-perempuan yang telah menyerahkan tubuh mereka kepadanya.
Ini semuanya merupakan berbagai fikiran yang muncul pada seorang pemuda pra nikah. Setelah menikah, fikiran tersebut akan bertambah lagi, yaitu:
·         Unsur ke empat ini merupakan fikiran yang tersembunyi. Dimana setiap orang tidak akan dapat mengeluarkan fikiran ini dari kepala laki-laki. Kecuali, dokter dan pakar kejiwaan (psikolog). Karena, orangnya akan berusaha untuk menyembunyikan unsur tersebut dari dalam dirinya.
Jadi, ketika seorang laki-laki datang dan mengatakan bahwa ia merasa ragu dengan istrinya. Sepertinya, yang melatar belakangi keraguan ini adalah perasaan sang suami yang mengatakan bahwa dirinya tidak mampu memberikan kepuasan seks kepada sang istri. Sehingga, istrinya itu menghianatinya. Dan tentu saja, hal semacam itu akan disembunyikan oleh laki-laki tersebut dari orang lain. Ketika orang-orang berusaha untuk berbicara dengannya.
Dan pertanyaan yang kini muncul adalah: “Jadi, apa solusinya untuk permasalahan ini?
Jawabannya mudah saja. Hendaknya, sang suami datang ke psikolog dan mengeluarkan semua keraguan yang ada dalam hatinya. Sehingga, sang psikolog dapat membantu mengarahkannya ke jalan yang benar.
Atau, hendaknya ia memperhatikan apa yang akan saya ucapkan ini: “Jari-jari yang berada pada satu tangan, akan terlihat berbeda sekali antara satu dengan yang lainnya; baik dari segi panjang ataupun hal-hal yang berhubungan dengannya. Padahal, jari-jari tersebut masih berada pada tangan yang sama. Jadi, untuk apa memupuk keraguan itu? Apabila anda mencinta seorang perempuan. Maka, jangan coba-coba untuk menyamakannya dengan anak-anak perempuan anda yang terbiasa dengan berbuat rendah dan melakukan hal-hal yang buruk. Karena, sia-sia jika anda melakukan hal tersebut. Ketika kita melihat jari-jari manusia yang ada dalam satu tangan saja berbeda, apalagi dengan manusia yang satu dengan yang lainnya.
Dan jika anda seorang pemuda yang sedang merasakan kegalauan dalam kepala anda, dengarlah pendapat saya ini: “Seandainya anda masih meragukan orang yang anda cintai, berarti anda tidak mencintainya. Karena cinta akan melarang tumbuhnya keraguan. Sebagaimana cinta juga akan membentengi seseorang untuk melakukan perbuatan rendahan. Karena, cinta tidak akan tumbuh, kecuali dengan perbuatan paling terpuji. Sopan dalam berkata-kata, murni dalam mengungkapkan perasaan dan tulus dalam menjaganya.”
Dan saya akan mengatakan kepada laki-laki yang telah menikah dan meragukan istrinya, hanya karena anggapan bahwa dirinya lemah dan tidak dapat memberikan kepuasan kepada sang istri: “Lihatlah istri anda. Dan carilah, bagian-bagian mana saja yang dapat membuat istri anda puas dalam hal seks. Anda dapat melihat itu dalam buku saya yang terdahulu: “Seks Appeal untuk perempuan”, seandainya anda mendapatkan bahwa apa yang tertulis dalam buku itu sesuai dengan karakter dan keinginan istri anda, maka tetaplah percaya diri dan buang jauh-jauh rasa ragu yang terus bergelayut dalam fikiran anda. Akan tetapi, seandainya semua teori saya tersebut tidak sesuai untuk istri anda, maka berusahalah untuk memberikan kenikmatan dan kepuasan itu. Dan berusahalah agar istri anda dapat mencapai klimaks. Setelah itu, pastilah keraguan dalam diri anda akan hilang seketika itu juga.”
Dan saya akan menutup perkataan ini dengan: “Semua yang telah disebutkan tadi, khusus saya berikan untuk putra-putra anda yang tidak mendapatkan pendidikan agama Islam dari orang tuanya. Karena, seandainya seorang anak tumbuh dewasa di sebuah lingkungan agamis dan mempelajari berbagai ajaran Islam, kemudian merealisasikannya, tentunya ia tidak akan pernah mengindahkan rasa ragu. Sekalipun, untuk sesaat saja.”
Seandainya, seorang laki-laki memilih secara benar kriteria calon istrinya. Yaitu, dengan mendahulukan sisi agama sebelum kecantikannya, maka niscaya semuanya itu akan menolak keraguan dan prasangka yang ada. Karena, agama akan selalu menutup jalan keburukan. Menjauhkan mereka dari marabahaya dan mendorongnya untuk masuk ke jalan yang penuh dengan cahaya Allah.
Dan saya hanya ingin mengatakan kepada para ayah, seandainya salah seorang di antara anda sekalian melihat gejala-gejala tersebut pada putra anda, maka anda harus segera membawanya pergi ke pakar kejiwaan untuk mendapatkan pengobatan. Karena, keraguan itu akan semakin tumbuh dengan bertambahnya usia. Sehingga, seandainya anda tidak menyudahinya, maka hidup putra anda akan seperti neraka. Atau, seandainya anda sekalian ingin memiliki anak yang baik, maka doronglah mereka untuk belajar ilmu agama. Maka, biarkanlah Allah memberikan petunjuk dan pertolongan kepada mereka dalam mengatasi keraguan dan prasangka tersebut. Karena, hanya Allah Swt-lah yang dapat memnberikan kemudahan bagi segala kebaikan dan kebajikan.

Ke Tiga: Terlalu Pemilih...
Dalam kehidupan seorang pemuda, ada sebuah fase terpenting yang harus dilalui olehnya. Yaitu, fase saat dirinya harus memilih pendamping hidup. Maka, ketika itu, si pemuda akan melihat sekelilingnya. Dimana keluarganya telah memilihkan seorang gadis cantik untuknya. Tidak hanya keluarga, bahkan sahabat-sahabatnya-pun telah melakukan hal yang sama. Pada saat yang bersamaan, ia-pun telah melihat seorang perempuan cantik. Sehingga, ia tenggelam dalam kecantikannya dan berharap inilah gadis yang akan menjadi teman hidupnya.
Di sini, saya akan berhenti dan berkata kepada pemuda tadi, hendaknya kalian berjalan secara perlahan dan memberikan kesempatan kepada dirinya sendiri untuk berfikir. Jangan sampai perasaan itu datang sesaat dan setelah itu ingin berpindah lagi. Sehingga, yang ada dalam fikirannya hanyalah: “Untuk saat ini aku akan memilih seorang gadis dan masalah-pun selesai!?”
Yang benar adalah, sebaiknya pemuda ini menikah dengan perempuan yang dicintainya. Dan di sini, berkecamuklah perang dalam fikiran para pembaca: “Cinta, apa sebenarnya makna cinta? Apakah cinta itu benar-benar ada? Dan sepertinya, kita tidak pernah mendengar cinta, kecuali setelah pernikahan, lalu bagaimana mungkin anda dapat mengatakan hal tersebut?”
Saya akan menjawab pertanyaan tersebut dengan satu kali jawaban saja: “Benar, cinta itu memang ada...”
Karena cinta adalah sumber dari seluruh anugerah Allah. Sekaligus, unsur pendorong seseorang untuk berbuat baik. Bohong seandainya ada yang berkata cinta, tapi tidak berbuat baik kepada orang yang dicintainya. Dan seorang pemuda akan mengetahui bahwa dirinya tengah mencintai seorang perempuan, dengan beberapa unsur berikut ini:
·         Banyak memikirkan perempuan itu dan sibuk dengan segala hal yang berhubungan dengannya. Tentu saja, yang saya maksud dengan berfikir di sini bukan berfikir tentang hal-hal yang berbau seks. Akan tetapi, fikiran yang mengarah pada rasa rindu dan berharap dapat duduk di hadapannya. Bahkan, ia berharap tidak akan terpisah dengan orang terkasihnya itu. Sekalipun hanya sekejap saja.
·         Sekan-akan, kerinduan terhadap perempuan itu akan membunuhnya. Sehingga, semakin lama perempuan itu tidak nampak di hadapan matanya, semakin bertambah rasa sakit yang menyerangnya. Ia berharap, seandainya saja orang tersebut ada di sampingnya dan berbincang-bincang dengannya.
·         Cinta sebagai bentuk curahan perasaan dan bukan nafsu syahwat. Ya, karena cinta yang didasarkan pada perasaan akan abadi. Berbeda dengan cinta yang didasarkan pada nafsu syahwat. Ia hanya bersifat sesaat.
Inilah sebagian ciri-ciri cinta. Dan saya tidak dapat menyebutkan lebih dari ini. Karena, tidak ada satu-pun orang yang dapat merasakan kehadiran cinta, kecuali orang yang terjatuh di dalamnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh imam Ibnu Hazm: “Cinta adalah perasaan. Tidak akan ada yang merasakannya, kecuali orang-orang yang hidup dan tenggelam di dalamnya.”
Dan saya akan menutup pembicaraan kali ini dengan perkataan: “Sebaiknya, seorang pemuda menetapkan gadis pilihannya untuk menjadi pendamping hidup selamanya. Tentunya, dengan perempuan pilihan yang dicintainya. Dan bukan pilihan orang lain untuk dirinya. Janganlah memilih perempuan hanya karena kecantikannya. Karena, kecantikan seseorang tidak akan abadi.”
Dan sejarah juga telah membuktikan kepada kita bahwa kecantikan akan hilang begitu saja. Sejarah telah memperkenalkan kita pada sebuah kisah cinta terkenal. Ya, cinta seorang Abdullah bin Abi Bakar terhadap Laila. Seorang perempuan berkebangsaan Syam (sekarang Suriah). Perempuan cantik molek. Ketika sang panglima perang menaklukkan kota Syam dan mengetahui hal tersebut, akhirnya, ia mengirimkan Laila kepada Abdullah bin Abi Bakar. Akhirnya, laki-laki ini-pun menikahi Laila dan memperlakukannya dengan perlakuan yang sangat spesial. Akan tetapi, ketika gigi depan Laila terjatuh (ompong), hilanglah kecantikan dan kemolekan sang permaisuri. Maka, cinta Abdullah bin Abi Bakar yang didasarkan pada nafsu syahwat-pun hilang bersamaan dengan hilangnya kecantikan sang permaisuri. Akhirnya, ia memperlakukan Laila seperti halnya istri-istrinya yang lain.
Inilah sebuah kenyataan. Oleh karena itu, barang siapa yang ingin lolos dengan selamat dalam proses memilih ini dan merasakan kenikmatan kehidupan suami istri yang berbahagia, maka hendaknya ia menikahi seorang perempuan yang memiliki agama yang kuat dan dicintainya. Sebuah cinta yang tumbuh bukan karena harta, kecantikan ataupun garis keturunannya. Laki-laki itu harus menikahi seorang perempuan, karena memang ia mencintai perempuan itu sendiri.
Dan pada akhirnya, saya ingin mengatakan bahwa cinta akan selalu tumbuh abadi, sekalipun berbagai kesulitan dan rintangan selalu menghadangnya. Karena cinta akan melarutkan berbagai permasalah sulit, sebagaimana larut dan luluhnya batu es oleh sengatan api. Oleh karena itu, cinta adalah sebaik-baiknya pilihan untuk seorang pemuda yang ingin menikmati hasil keputusan terakhirnya.

Dan untuk yang terakhir, saya berdoa kepada Allah, semoga Ia mengidzinkan kita untuk mengarungi hidup ini bersama dengan orang yang kita cintai, meninggal bersama dengan orang yang kita cintai dan dikumpulkan di padang Mahsyar bersama dengan orang-orang yang kita cintai. Ya Allah, berikanlah kepada kami cinta suci pilihan...wahai Dzat yang maha pengasih..Dzat yang mengetahui semua rahasia.

| bisnis online |

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar