Tujuan dari terapi
adalah
·
Secara umum menin gkatkan kualitas hidup
[pasien sebagai penyandang diabetes miletus.
·
Jangka pendek untuk menghilangkan
keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya glukosa darah.
·
Jangka panjangnya untuk mencegah dan
menghambat progesivitas penyulit mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati.
Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
FARMAKOLOGI
1.
TERAPI INSULIN
Insulin
masih merupakan obat utama untuk DM tipe 1 atau pun tipe 2. Suntikan insulin
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti intravena, intramuskuler, dan
umumnya dengan pemberian subkutan. Dosis dan satuaninsulin dalam satuan Unit
(U). satu unit insulin sama dnegan
insulin yang dibutuhkan untuk menurunkan 45mg/dl pada kelinci. Nstandar
internasional yang berlaku sekarang yaitu kombinasi bovine dan porcine insulin
dengan kadar 24U/mg. preparat human insulin yang homogeny mengandung 25 dan 30
U/mg. insulin obat utama dan paling
efektif untuk kasua DM untuk semua tipe.
Produksi
insulin manusia antara 18-40 U per hari atau 0,2-0,5 U/kg berat badan per hari.
Sekresinya 0,5-1 U/jam. Dosis untuk DM tipe 1 dosis yang diperlukan 0,6-0,7
U/kg berat badan per hari .Efek samping berupa hipoglikemia, reaksi alergi dan
resistensi , lipoatrofi dan lipohipertrofi, edma, rasa kembung dan visus yang
menurun.
2.
Antacid
Obat
penetral adam lambung sehingga berguna untuk menghilangkan nyeri tukak
lpeptik. Antasida mengurangi volume HCL
yang dikeluarkan lambung tetapi peninggian pH akan menurunkan aktivitas pepsin.
Antacid dibagi jadi golongan yaitu
antacid sistemik dan antasida non sistemik. Antacid sistemik contohnya natrium
karbonat sediaan table 5mg dosis 104g/hari. Sedangkan antasida nonsistemik ada
alumunium hidrosida, alumunium fosfat, Al karbonat fosfat, alknatrium
dihidrosikarbonat, kalsium karbonat, magnesium karbonat, magnesium hidroksida.
Magnesium trisilikat. Efek samping dari antasida seperi sindroma susu alkali, batu ginjal, osteomalasia,
nerurotoksisitas, diare.
3.
Biguanid
Golongn
ini yang sering dipakai contohnya metformin terdapat dalam kosentrasi yang
tinggi didalam usus dan hati, tidak dimetabolisme tetapi secara cepat dikeluarkan melalui ginjal.
Nefek samping biasanya asidosi laktat dan ganguan gastrointestinal. Metformin
menurunkan glukosa darah melalui pengaruhgnya terhadap insulin pada tinkat
seluler, distal reseptor insulin dan menurunkan produksi glukosa hati.
Metformin tidak menyebabkan hipoglikemi.
Kombinasi sulfonylurea dengan metformin merupakan kombinasi yang
rasional jarena mempunyai cara kerja sinergis sehingga kombinasi ini dapat
menurunka glukosa darah lebih banyak.
Contoh
obat lain adalah metformin XR
4.
Glitazone
Golongan
glitazone atau thiazonelidinediones adalah golongan obat yang juga mempunyai efek
meningkatkan sensivitas insulin. Glitazone merupakan agonise peroxisome
proliferator activated receptor gamma (PPAR) yang sangat selektif dan poten.
Reseptor PPAR terdapat adijaringan target insulin sperti jaringan adipose otot
sklelet, dan hati, sedangkan reseptor pada organ tersebut merupakan homeostatis
lipid , diferensiasi adiposity, dam kerja insulin. Glitazone diabsorbsi dengan
cepat dan kosentrasi tertinggi terjadi setelah 1-2 jam dan makanan tidak
memperngaruhi famakokinetik obat ini. Waktu paruh berkisar antara 3-4 jam bagi
rosglitazone dan 3-7 jam bagi pioglitazone.
5.
Sulfonylurea
Obat
ini sering digunakan karena kemampuannya dalam meningkatkan dan mempertahankan
sekresi insulin. Mekanisme kerja sulfonylurea ini dengan merangsang channel K
yang tergantung dari sel beta pancreas.
Bila sulfonilure terikap pada reseptor (SUR) channel tersebut maka akan
terjadi penutupan sehingga menyebabkan ternadjinta penurunan permeabilitas K
pada membrane sel beta, terjadinya depolarisasi membaran dan membukannya
channel Ca tergantung voltase dan menybabkan peningkatan Ca intrasel. Golongan obat ini merangsang sel beta untuk
melepas insulin yang tersimpan sehingga
tidak dapat digunakan untuk diabetes tipe 1. Obat ini dapat menyebabkan
hipogliklemi, sehingga harus waspada untuk pengguannaan pada orang tua. Efek
obat ini berbeda contoh pada glibenklamid misalnya mempunyai masa paruh 4 jam
pada pemakain akut tetepi pada pemakaian jangka lama > 12 mingu masa
paruhnya memanjang jadi 12 jam. Contoh
obatnya seperti klorporamid, glibenklamid, glipizid, gliklazid, gliklazid,
glikuidon, glimepirid.
6.
Glinid
Kerjanya
juga melalui reseptor sulfonylurea (SUR dan mempunyai struktur yang mirip
dengan sulfonylurea tetapi tidak mempunyai efek samping sepertinya. Repaglinid
dan nateglinid kedua duanya diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian secara
oral dan cepat dikeluarkan melalui metabolism dalam hati sehingga diberikan dua
sampai tiga kali sehari. Repaflinid menurunkan glukosa darah puasa walaupun mempunayi waktu paruh yang
singkat karena lama menempel pada kompleks SUR sehingga dapat menurunkan
ekuivalen AIC pada SU.
Sedangkan
Nateglinid mempunyai masa tinggal lebih singkat dan tidak menurunkan glukosa
darah puasa, sehingga keduanya merupakan sekretagok yang khusus menurunkan
glukosa posprandial dengan efek hipoglikemik yang minimal.
7.
Penghambat Alfa Glukosidase
Obat
ini bekerja secara kompetiti menghambat kerja enzim alfa glukosidase didalam
saluran cerna sehingga dengan demikian dapat menurunkan penyerapan glukosa dan
emnurunkan hiperglikemia postprandial. Acarbose merupakan penghambat kuat enzim
alfa glukosidase yang terdapat pada dinding enterosit yang terletak pada bagian
proksimal usus halus. Efek samping biasanya berupa maldigesti karbohidrat,
materorismus, flatulence dan diare. Acarbose hamper tidak di absorbs dan
bekerja loka pada saluran pencernaan. Acarbose mengalami metabolism didalam
saluran pencernaan terutama oleh flora normal.
8.
Kaptopril
3.