KATARAK
Definisi
Katarak adalah setiap kekeruhan
pada lensa sedangkan menurut bahasa berasal dari yunani katarrahkies,inggris
cataract, dan latin cataracta yang memiliki arti air terjun. Menurut SIdarta(2010) katarak adalah setiap
keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi( penambahan
cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau karena kedua duanya. Selain itu ada faktor lain yang bisa
menyebabkan katarak seperti trauma, toksin(penggunaan steroid,eserin,ergot dan
antikolinesterase topikal),penyakit intraokuler(glaucoma,uveitis dan retinitis
pigmentosa), penyakit sistemik (Diabetes militus,galaktosemi dan distrofi
miotonik), merokok dan virus dimasa perumbuhan janin atau herediter(TORCH).
Penyabab tersering katarak yaitu karena proses penuaan. Biasanya terjadi diatas
usia 65 tahun.
Pathogenesis
Pada penyakit katarak ini
kelainan terjadi pada media refraksi yaitu lensa mata. Lensa mata tersusun
sangat luar biasa dan fungsi normalnya yaitu untuk memfokuskan bayangan ke
retina. Lensa bersifat avaskuler dan
transparan serta memiliki tebal sekitar 4 mm dengan diameter rata rata 9 mm.
dalam lensa terdapat tiga bagian yaitu nucleus, korteks dan kapsula( anterior
dan posterior) . kandungan yang terdapat pada lensa 65% air , 35 % protein
sedikit mineral. Kandungan K dalam lensa sangat tinggi. Yang masuk melalui psoses difusi dan osmosis
dari humor aqous dan humor vitreus sedangkan proses keluarnya melalui K Na ATP
ase.
Lensa terletak
di belakang iris dan digerakan oleh zonular fibers yang dipengaruhi oleh
ligamentum suspensorium. Pathogenesis
karatak terjadi karena proses denaturasi protein karena berbagai faktor
biasanya lebih sering karena penuaan.
Kondisi lensa yang semakin tua menyebakan adanya agregat agregat protein
didalam lensa sehingga mengahmburkan berkas cahaya dan mengurangi transparansi
lensa hal ini disebabkan karena usia yang bertambah penurunan enzim sehingga
menyebabkan denaturasi pada lensa selain itu disertai influk air dari humor
aques dan humor vitreus ke dalam lensa. Selain dalam lensa terjadikekeruhan
karena denaturasi protein sehingga warnanya menjadi kuning atau coklat terdapat
perubahan fisik pada daerah lensa seperti perubahan pada serabut zonula zinn
atau zonula fibers . Dengan penambahan
usia kapsul pada lensa mulai menebal dan daya elastisnya berkurang mulai
terjadi presbiopia, bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur, dan terlihat
bahan granular. Lapisan epitelnya makin tipis, sel epitel pada equator
bertambah besar dan berat serta membengkak dan terlihat adanya vakuolisasi
mitokondria yang nyata. Serat lensa
makin ireguler, brown sclerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan akan
merubah protein nucleus lensa sehingga berwarna coklat dan mengandung histidin
dan triptofan dibandingkan normal.
Selain itu ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kerusakan lensa
sepeti kerusakan oksidatif dari proses radikal bebas, sinar ultraviolet, dan
malnutrisi.
Katarak dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa bagian :
1.
Katarak congenital( katarak sejak lahir atau
dibawah 1 tahun)
2.
Katarak juvenile ( setelah usia 1 tahun)
3.
Kataran senil ( setelah usia 50 tahun)
Pasein M berusia
50 tahun sehingga kemungkinan katarak yang terjadi adalah kataran senil ,
katarak pasca trauma, katarak sekunder dan katarak diabetes
·
Katarak senil terjadi karena proses penuaan
Seperti yang
dijelakan diatas dan biasanya berjalan secara lambat bertahun tahun . Proses kondensasi normal dalam nucleus lensa
menyebabkan terjadinya sklerosis nuclear setelah usia pertengahan, biasanya
seseorang akan dapat melihat dekat tanpa kacamata, hal ini merupakan akibat
kekuatan focus lensa bagian sentral yang meningkat. Ada empat stadium kataran :
1.
Katarak insipien.
Katarak kortikal yaitu biasanya dimulai dari tepi equator
menuju ke korteks anterior dan posterior. Terlihat vakuol didalam korteks. Pada
katarak ini terjadi perubahan hidrasi serat lensa yang menyebabkan terbentuknya
celah celah dalam pola radial di sekeliling daerah ekuator. Biasanya cenderung
bilateral terapai sering asimetrik.
katarak subkapsular terjadi kekeruhan mulai dari anterior
subkapsular posterior atau dideket korteks kapsul posterior, celah terbentuk
antara serat lensa dan korteks yang
berisi jaringan degenerative, biasanya
terdapat gelaja “glare” dan penurunan penglihatan pada kondisi pencahayaan
terang. Hal ini biasa disebabkan karena trauma atau pengguanaan steroid serta
peradangan.
2.
Katarak intumesen
Adanya
kekeruhan lensa yang disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang degenerative
menyerap air sehingga lensa menjadi bengkak dan besar yang mendorong iris
sehingga bagian kamera okuli posterior jadi dangkal sehingga bisa jadi penyulit
glaucoma. Karena proses ini lensa jadi lebih cembung sehingga terjadi proses
miopisasi. Terlihat juga vakuol pada lensa yang disertai peregangan jarak lamel
serat lensa.
3.
Katarak imatur
Sebagian
lensa menjadi keruh tetapi belum mengenai seluruh bagian dari lensa mata, pada
stadium ini pencembungan karena proses degenerative semakin bertambah sehingga
bisa terjadi glaucoma sekunder.
4.
Katarak matur
Katarak
telah mengenai seluruh lensa karena deposisi ion CA. lensa yang awalnya
mencembung akan keluar cairannya sehingga ukurannya menjadi normal sehingga
tidak terdapat bayangan iris.
5.
Katarak hipermatur
Katarak
hipermatur yaitu karatak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi
keras atau lembek dan mencair. Masa lensa yang telah keluar tadi menyebabkan
lensa jadi kecil dan berwarna kuning dan kering serta lama kelamaan zonula zinn
makan kendor. Pada stadium ini bisa terjadi katarak morgagni yaitu terlihatnya
bentuk seperti sekantong susudisertai dengan nucleus yang terbenam didalam
korteks lensa karena kapsul korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat
keluar.
·
Katarak pasca traumatic
Disebabkan
karena adanya benda asing yang masuk ke lensa dan menyebabkan lensa menjadi
putih segera setelah masuknya benda asing karena lubang pada kapsul lensa dan
menyebabkan humor aquoes masuk ke struktur lensa. Biasanya karena proses
kecelakaan kerja atau ketidaksengajaan dalam melakukan kegiatan misalnya
pecahan kaca, petasan atau peluru.
·
Katarak sekunder
Katarak sekunder
terjadi karena terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal ,
biasanya paling cepat terjadi sesudah dua hari EKEK. Selain itu katarak
komplikata yaitu karena katarak akibat efek langsung penyakit intraokuler yang
mempengaruhi fisiologi lensa. Biasanya penyakit intraokuler yang menyebabkan
seperti uveitis kronik, glaucoma, retinitis pigmentosa dan ablation retinae.
·
Katarak diabetes
Katarak diabetic
merupakan katarak yang terjadi akibat adanya penyakit diabetes. Terjadinya
katarak diabetes bisa terjadi dalam tiga bentuk, pertama penderita diabetes
dengan ehidrasi berat , asidosis dan hiperglikemia nyata, pada lensa akan
terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa berkerut. Bila dehidrasi
lama akan terjadi kekeruhan lensa, kekeruahan akan hilang bila terjadi
rehidrasi dan kadar gula normal kembali. Kedua pada pasien diabetes juvenile
dan tua yang tidak terkontrol, dimana terjadi katarak serentak pada kedua mata
dalam 48 jam, bentuk dapat snow flake atau bentuk piring subkapsular. Ketiga
yaitu pada katarak pasien dibetes dewasa fimana gambaran secara histologik dan
biokimia sama dengan katarak pasien nondiabetik. Ada beberapa pendapat jika
hiperglikemia terdapat penimbunan sorbitol dan fruktosa di dalam lensa. Katarak
diabetes biasanya jarang ditemukan. Perlu pemeriksaan tes urine dan hitung gula
darah.
GLAUKOMA
Glaucoma adalah
suatu neuropati optic kronik didapat yang ditandai oleh pencekungan (cupping)
diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang, biasanya disertai peningkatan
tekanan intraocular. Mekanisme terjadinya peningkatan tekanan intracranial pada
glakoma yaitu gangguan aliran keluar
aqueous humor akibat kelainan system drainase sudut bilik mata depan(glaucoma
sudut terbuka) atau gangguang akses aqueous humor ke system drainase ( glaucoma
sudut tertutup) . Sesuai dengan pasien M umur 70 tahun karena
ada riwayat diabestes sehingga bisa saja ada gaukoma neovaskular. Hal ini
disebabkan karena neovaskularisasi iris dan sudut bilik mata depan karena
iskemia retina yang meluar seperti yang terjadi pada retinopati diabetic
stadium lanjut dan oklusi vena centralis retinae iskemik. Glaucoma mula mula
timbul akibat sumbtan sudut oleh membrane fibrovaskuler, tetapi kontraksi
membrane selanjutnya menyebabkan penutupan sudut. Biasanya glaucoma neurovaskuler susah untuk
diatasi.
RETINOPATI
Merupakan penyakit retina yang tidak disebabkan oleh radang. Retina
sendiri merupakan jaringan mata yang sangat kompleks dan disana ada sel batang
dan sel kerucut yang berfungsi merubah rangsang cahaya menjadi impuls menuju ke
otak. Retinopati disebabkan oleh banyak faktor seperti, =degenerasi karena
usia, hipertensi, hipotensi anemia dan leukemia. Pada kasus diatas pasien M
memiliki riwayat diabetes yang kronik sehingga bisa saja ada kemungkinan
terjadi retinopati diabetes mellitus.
Retinopati diabetes adalah kelainan retina yang ditemukan pada penderita
diabetes biasanya ditandai dengan aneurisma, melebarnya vena, perdarahan dan
eksudat lemak. Mikroaneurisma merupakan penonjolan dinding kapiler, terutama
daerah vena dengan bentuk berupa bintik merah kecil yang terletak dekat
pembuluh darah terutama polus posterior. Perdarahan bisa berupa titik, garis
dan bercak yang biasanya terletak dekat mikroaneurisma dipoles posterior.
Selain itu terjadi dilatasi vena dengan lumennya ireguler dan berkelok kelok.
Bisa juga terdapat infiltrasi lipid dalam retina atau disebut dengan hard
exudates, gambarannya berupa kekuning kuningan, eksudat ini muncul dam hilang
dalam beberapa minggu. Terdapat pula soft eksudat yang disebut juga dengan
cotton wool patches yang berupa iskemia retina berupa bercak berwarna kuning
dan putih terletak dibagian tepi daerah nonirigasi dan dihubungkan dengan
iskemia retina. Karena banyaknya
pembuluh darah yang mengalami kelainan terjadi anastomosis sehingga teradapat
pembuluh darah baru dipermukaan jaringan.
Edema reina bisa terjadi dan mengakibatkan penurunan tajam penglihatan
yang ditandai dengan hilangnya gambaran retina terutama daerah macula. Hal yang
sangat jarang ditemukan adalah hiperlipidemia. Bisanya retino pati ditemukan
bilateral, simetris dan progresif. Terdapat tiga bentuk dari retina :
Back ground : mikroanerisma, pendarahan bercak dan titik, serta edema
sirsinata
Makulopati : edema retina dan gangguan fungsi macula
Proliferasi : vaskularisasi retina dan lensa
Retinopati diabetes biasanya
diperberat dengan adanya arteriosklerosis dan proses penuaan pembuluh darah.
Selain itu hiperlipoproteinemi juga berpengaruh bertambah buruknya prognosis
penyakit ini. Hipertensi arteri juga memperburuk retinopati diabetes serta
hipoglikemia dan trauma dapat menimbulkan pendarahan pada retina yang terjadi
secara mendadak. Retinopati diabetes menurut bagian mata fakultas kedokteran UI
membagi menjadi tiga derajat :
Derajat I :
terdapat mikroaneurisme dengan atau tanpa eksudah lemak pada fundus okuli
Derajat II :
mikroaneurisme, pendarahan bintik dan bercak dengan atau tanpa eksudat lemak
pada fundus okuli
Derajat III :
seperti derajat II serta terdapat neovaskularisasai dan proliferasi pada fundus
okuli
Sedangkan
menurut Vaughan retinopati diabetes dibagi menjadi retinopati nonproliferatif,
makulopati, dan retinopati proliferative.
1.
Retinopati nonproliferative
Ditandai
dengan sedikitnya satu mikroaneurisma. Retinopati nonproliferatif digolongkan
jadi dua bagian yaitu sedang dan berat. Yang sedang biasanya terdapat
mikroaneurisma luas, perdarahan intraretina, gambaran manic manic pada cena dan
bercak cotton wool. Sedangkan yang berat ditandai dengan bercak cotton wool,
gambaran manic manic pada vena , dan kelainan mikrovaskular interaretina
2.
Makulopati
Ditandai
dengan penebalan atau edema retina setempat atau difus, yang terutama
disebabkan oleh kerusakan sawar darah retina pada tingkat endotel kapiler
retina, yang menyebabkan kebocoran cairan
dan konstituen plasma ke retina sekitarnya. Terjadi pada diabetes tipe
II
3.
Retinopati proliferatif
Iskemia
retina merangsang terbentuknya pembuluh pembuluh darah yang baru yang
menyebabkan kebocoran protein serum dalam jumlah besar. Biasanya ditandai
dengan pembuluh darah baru pada diskus optikus. Bisa terjadi perdarahan bisa
terjadi penurunan penglihatan secara mendadak. Terbentuk jaringan fibrosa yang dapat menyebabkan traksi vitreoretina
sehingga bisa terjadi robekan yang menyebabkan ablation regmentogenosa.
Biasanya pada diabetes tipe I